3 Penyakit Mental Dalam Menyelesaikan Masalah

Setiap manusia pasti memiliki masalah, namun mayoritas dari kita yang sebenarnya adalah lebih sering mempersulit sesuatu yang sederhana dan kurang mau berusaha untuk menyederhanakan sesuatu yang sebetulnya belum tentu sulit.

Semua masalah memiliki pemecahannya tidak jauh dari sumber masalah itu sendiri. Jadi kalau Anda sedang ada masalah berarti Anda akan segera naik kelas, karena tidak ada yang lulus ujian naik kelas tanpa soal yang harus dikerjakan.

Bacaan Lainnya

Kalau hujan menjadi masalah, maka sebuah payung sebetulnya sudah cukup bagi tubuh kita untuk memecahkan masalah basah.

Penyelesaian Masalah

 

Penyebab Umum Gagal Menyelesaikan Masalah

Ada tiga hal yang merupakan penyakit mental sebagian besar orang yang sering berfokus pada masalah dan tidak mau berfokus pada cara penyelesaian masalah. Ketiga hal tersebut adalah:

1. Menunda

Ada kegagalan yang kita rasakan karena memang kita tidak memiliki kemampuan pada bidang yang diujikan, tetapi lebih banyak kegagalan yang terjadi bukan karena kita tidak mampu melainkan karena adanya sifat “menunda”.

Banyak pekerjaan yang seharusnya berhasil diselesaikan secara tepat waktu menjadi tidak selesai/terbengkalai karena kebiasaan menggunakan kalimat aneh nan ajaib “entar dulu ahh”, atau “masih ada hari esok”. Lebih banyak kegagalan yang terjadi karena adanya sifat yang senang menunda yang menyebabkan tertumpuknya beberapa aktivitas dan tanggung jawab ke satu titik dan berharap mampu menyelesaikan pada waktu berikutnya tanpa memikirkan aktivitas lainnya yang pasti akan ada lagi. Semoga Anda tidak termasuk dalam kategori ini.

2. Malas

Malas adalah kata permanen penyebab semua kegagalan. Kalau menunda berarti masih ada itikad baik untuk mengerjakan pada waktu berikutnya, tetapi malas adalah sifat dasar orang-orang yang kehilangan motivasi untuk berkarya dan tidak mensyukuri rahmat Tuhan.

Tidak akan ada pekerjaan yang selesai dengan kata malas. Kemalasan adalah kata permanen untuk sebuah kegagalan dan kemalasan merupakan cikal bakal penyesalan pada setiap kesimpulan akhir. Malas bermula dari pikiran negatif yang terpelihara dan kemudian terpupuk dengan baik oleh rasa meremehkan sesuatu yang berujung pada kesimpulan akhir: “aku tidak mampu” atau “kenapa harus aku yang mengerjakannya?”

Beberapa kutipan Dahlan Iskan tentang perubahan jika ingin sukses.

3. Banyak alasan

Alasan senantiasa benar bagi mereka yang beralasan. Kata kasihan sangat patut diberikan kepada orang-orang yang dipercaya oleh orang lain tentang apa yang dikatakannya, namun dirinya sendiri tidak mempercayai apa yang diutarakannya

Jika suatu saat Anda beralasan atas kekurangsempurnaan pekerjaan yang Anda lakukan pada siapapun yang menjadi objek yang harus kita yakinkan atas alasan mengapa Anda tidak seperti yang mereka diharapkan, maka sangatlah lazim kalau Anda berharap mereka mau mengerti alasan Anda.

Yang menjadi masalah adalah ketika alasan Anda adalah sebuah rekayasa yang Anda utarakan dari rangkaian fakta-fakta yang sebenarnya tidak menyebabkan ketidaksempurnaan itu terjadi. Lalu orang lain percaya atas alasan Anda sedangkan Anda sendiri tidak percaya, maka hal itu akan menjadi cikal bakal turunnya kepercayaan dan kewibawaan diri. Sekali berbohong dan Anda merasa bersalah, pada kali kedua Anda merasa kepepet, dan pada kali ketiga Anda sudah menjadi orang yang bergelar “pembohong” tanpa Anda sadari.

Perintahkan diri Anda untuk sesegera mungkin melakukan suatu tugas/kewajiban yang sudah seharusnya dilakukan sebelum diperintahkan oleh orang lain. Itu adalah rumus dan wujud kemerdekaan dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan apa yang Anda impikan.

Tanpa tindakan nyata dan kerja keras maka kata-kata, slogan, visi, maupun misi pasti kehilangan maknanya. Jangan pernah takut mencoba. Apapun yang dilakukan adalah sesuatu yang seharusnya berkualitas. Pimpinlah diri Anda sebelum orang lain berlomba-lomba memimpin Anda. Perintahlah diri Anda sebelum orang memerintah diri Anda. Sehebat apapun sebuah ucapan, akan tetap kalah dari sebuah tindakan nyata.

 

Penyakit Mental Dalam Menyelesaikan Masalah – Lentera

Pos terkait