Kisah 3 Bungkus Kerupuk

Sore itu, aku berjalan-jalan santai sendirian menikmati suasana kota tempat tinggal temanku. Di tepi jalan, aku melihat seorang bapak setengah baya berjualan cemilan aneka macam kerupuk yang dibungkus plastik.

Bacaan Lainnya

Bergegas aku menghampiri dan mengambil 3 bungkus kerupuk ikan kesukaanku.

“Berapa semuanya, Pak?” tanyaku sembari merogoh kantong celana.

Sambil tetap merunduk, bapak itu jawab, “Ibu ambil apa saja?”

Aku spontan mengernyitkan dahi, dalam hati berkata kok nggak sopan dan masih bertanya, yah. Namun aku tetap menjawab, “3 kerupuk ikan, Pak.”

“24 ribu, bu”, jawabnya.

Lantas kusodorkan selembar uang 100 ribu.

“Berapa uangnya, bu?” tanya bapak itu sembari masih dalam posisi nunduk.

Aku mulai bingung dengan pertanyaannya. Namun tetap kujawab, “100 ribu, Pak.”

Bapak itu lalu berdiri kemudian meraba-raba kantong celananya sambil mengeluarkan beberapa lembar uang.

Astaga… ternyata bapak itu ada masalah di matanya dan sepertinya tidak bisa melihat. Ya Tuhan.. kenapa aku tak pandai menjaga Hati. Maafkan jika hati ini belum mampu berbaik sangka sama orang.

Lalu dia bilang, “Ambil saja sendiri kembaliannya, bu.”

Seketika aku terkejut mendengar instruksi dari si Bapak.

Lalu secara spontan aku bertanya pada Bapak itu, “Pak, Kalau saya kasih uangnya 10 ribu terus saya ambil kembalinya 50 ribu dari tangan Bapak kan nggak tau. Terus nanti bapak rugi dong?”

Lagi lagi jawaban yang sederhana muncul dari mulutnya, “Tuhan.. nggak akan salah alamat memberi rejeki, bu. Kalau sekarang saya harus rugi, saya yakin Tuhan.. pasti lagi nyiapin rejeki lain buat saya. Hidup tak hanya sebatas untung dan rugi, tapi hidup belajar tentang sabar dan ikhlas,” katanya.

Ah… aku nih memang sensitif kalau ketemu orang hebat seperti ini. Rasanya nggak bisa nahan air dari pelupuk mata ini. Oh Tuhan… gemetar hati ini mendengarnya.

Bapak itu tanya lagi, “Sudah ambil kembaliannya belum, bu?”

Kujawab, “Nggak usah, pak! Hari ini Tuhan.. kirim rejeki untuk sampeyan.”

Bapaknya senyum sambil berkata, “Terima kasih, bu.”

Aku terus Sadar.. Ya Tuhan..ampuni aku.., Maafkan aku..dari setiap Kegelisahan dan keraguan Hati ini akan Rezeki dari Mu..

Disaat semakin susahnya mencari uang, si bapak penjual cemilan ini dengan keterbatasan penglihatannya tetap bertahan dan yakin bahwa Tuhan.. selalu ada bersamanya..

Hari ini aku belajar lagi dari manusia hebat dari penjual keripik bahwa “Hidup Tak Hanya Sebatas Untung dan Rugi”

 

Kisah 3 Bungkus Kerupuk

Pos terkait