Menjadi Pemimpin Berkarakter Kuat

Berbicara tentang karakter, salah satu pidato Bung Karno tentang bangsa yang berkarakter dan juga pemimpinnya, menekankan perlunya membangun bangsa yang memiliki karakter agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, berdiri sama tinggi – duduk sama rendah dengan bangsa lain, bukan menjadi bangsa ‘tempe’ sesuai katanya.

Pidato Bung Karno berisikan tentang bangsa Indonesia harus memiliki jati diri yang kuat, budaya yang kuat, sehat dan cerdas, ekonomi yang kuat, politik yang kuat, berdikari (berdiri di kaki sendiri). Intinya, BK mendambakan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa besar untuk mewujudkan sila ke-5 dari Pancasila yakni Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Adil dalam ekonomi, adil dalam hukum, adil dalam social, politik dan sebagainya.

Bacaan Lainnya

Mengapa BK menyatakan demikian? Karena beliau meyakini adanya dukungan kekuatan sumber daya nasional meliputi rakyat yang besar, kekayaan (saat itu) yang masih utuh, meskipun belum memiliki keuangan-negara yang cukup sebagai bangsa merdeka yang masih relative “muda” tetapi memiliki modal keberanian atau semangat yang siap untuk mandiri.

Karakter Pemimpin

 

Karakter Pemimpin Dunia

Sebelum abad 19, kita mengenal ahli-ahli strategi perang dari Cina, satu diantaranya adalah Sun Tzu yang kemudian ajarannya dipakai sebagai strategi bisnis dalam pengelolaan perusahaan di zaman modern. Memasuki abad 19, di India dikenal Mahatma Gandhi dengan ajaran Ahimsa atau nir-kekerasan yakni perjuangan melawan penjajah tanpa kekerasan untuk mencegah terjadinya korban manusia. Di Jepang dikenal Meiji Restoration yang meletakkan fondasi kedigdayaan Jepang hingga saat ini sebagai negeri yang maju dan modern meskipun pernah ‘kalah’ dalam PD II. Di Malaysia kita mengenal encik Mahathir Muhammad yang meletakkan Malaysia Vision. Di Singapura, Lee Kuan Yew merupakan tokoh pemimpin yang disegani rakyatnya karena mampu merubah karakter dan budaya rakyatnya yang terdiri dari 90 % lebih etnis Cina menjadi bangsa yang memiliki disiplin tinggi, berpendidikan baik, bersih, pendapatan per kapita tinggi dan tidak ada korupsi (kecil).

Di Afrika Selatan ada Nelson Mandela yang telah dipenjara sekian puluh tahun dan setelah bebas lalu menjadi idola bagi rakyatnya karena berkarakter pemaaf dan mampu mempersatukan seluruh warganya yang terdiri dari kulit hitam dan putih. Mandela menjadi presiden kulit hitam pertama di dunia yang memimpin dua warna kulit dengan tenteram dan damai. Setelah itu barulah Barack Hussein Obama yang mampu meyakinkan rakyat Amerika Serikat yang mayoritas kulit putih, memilihnya sebagai Presiden kulit hitam pertama (namun ibunya adalah warga kulit putih) pada pemilu 2008. Kebetulan ibunya dan Obama pernah tinggal lama di Jakarta dan Indonesia sehingga kedatangan Obama di Jakarta sangat dinantikan oleh sebagian rakyat kita.

Mereka yang disebut diatas adalah sebagian kecil warga dunia yang telah membuktikan dirinya sebagai manusia yang berkarakter di dalam memimpin (berbeda dengan karisma). Banyak ditemui pemimpin yang memiliki karakter yang kuat sehingga dapat membawa organisasi perusahaannya dari ‘kecil’ menjadi ‘besar’. Di dunia, daftar individu yang berkarakter dan memiliki kepemimpinan yang kuat, berkomitmen, berintegritas, dan membawa sukses besar di bidangnya. Tentu saja bukan hanya pemimpin negara tetapi juga pemimpin formal dan informal lainnya termasuk pemimpin perusahaan. Banyak sekali.

Nama-nama yang disebut di atas adalah merupakan pemimpin sejati yang memiliki karakter yang kuat dan bisa dibuktikan dengan sifat legowo saat digantikan oleh successor yang lebih muda.

“Seorang a real leader (dibaca : berkarakter) adalah a leader yang dapat melahirkan new leaders sebagai penggantinya dengan kepemimpinan yang lebih baik dari dirinya.”

Membangun Karakter

Kata kuncinya adalah pada karakter. Karakter seseorang bukan dilahirkan tetapi ‘dibentuk’. Pembentukan karakter melalui suatu proses yang panjang, bukan instant. Kadang menyakitkan seperti dipenjarakan, diasingkan/dibuang. Melalui organisasi politik dan sosial-kemasyarakatan. Melalui proses pendidikan, latihan, magang, memberi tantangan, special assignment dan banyak lagi cara untuk membentuk pemimpin yang berkarakter di bidangnya.

Karakter merupakan kristalisasi dari sifat positif manusia dalam berbagai sudut seperti pendidikan, sikap, tingkah laku, etika, moral, keberanian, kejujuran dan banyak lagi. Contoh karakter yang telah menjadi bagian tata kehidupan masyarakat/ bangsa dapat dilihat di Jepang. Di Jepang sangat tabu mengambil barang milik orang. Kalau ada mobil ditinggal ditempat parkir dan si pemilik lupa mengunci dan kebetulan di dalamnya ada laptop atau kamera berharga, tidak usah khawatir. Setelah pemilik datang lagi, dapat dipastikan barang tersebut masih tetap di tempatnya dan tidak bergeser satu sentimeter pun. Atau, ada sepeda tamu yang diparkir didepan rumah tanpa dikunci, sampai selesai bertamu, sepeda tetap saja masih utuh (tidak hilang).

Dari cerita diatas yang patut digaris bawahi, bahwa karakter (positif) seseorang terbentuk utamanya dilandasi oleh etika dan moral yang tinggi (dalam management disebut integrity). Pembuktian karakter individu yang baik jelas bukan semata-mata untuk dirinya tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Kalau semua orang memiliki karakter baik, maka cerita di masyarakat Jepang di atas akan dapat terjadi/ditemui dimana-mana di atas bumi.

Karakter dibangun melalui proses yang panjang sehingga menghasilkan individu yang memiliki sifat-sifat yang positif dimana pun yang bersangkutan berada. Karakter yang positif sangat diperlukan (mandatory) sejak zaman dulu, sekarang dan sampai kapan pun selama bangsa ini masih exist.

Gambaran sederhananya, di dalam rumah – karakter adalah kebaikan; di dalam bisnis – karakter adalah kejujuran; di dalam masyarakat – karakter adalah kesopanan; dalam pekerjaan – karakter adalah kecermatan; di dalam olah raga – karakter adalah sportivitas

Pada saatnya karakter akan menjadi pemimpin bagi diri seseorang untuk memimpin orang lain, pegawai negeri (PNS), karyawan, kelompok atau organisasi masyarakat atau politik dan lainnya.

Pemimpin yang berkarakter sangat dibutuhkan dimana saja termasuk di negeri ini (nasional) atau di perusahaan-perusahaan. Hal yang sudah sangat dipahami oleh seorang pemimpin yang berkarakter, bahwa dirinya adalah sebagai “agen perubahan” bukan agen kemapanan. Kalau sebelumnya hanya pandai bertanya, kini (sebagai pemimpin) harus pandai menjawab dengan “apik” dan tepat, baik pertanyaan yang datang dari “kanan-kiri atau atas bawah”.

Kalau sebelumnya hanya bisa menunjuk adanya kesalahan (seseorang) maka sebagai pemimpin yang berkarakter justru harus berani dan siap kalau ditunjukkan kesalahannya. Setiap kata yang diucapkan adalah sabdo padito ratu – akan diturut oleh anggotanya – dan oleh karenanya tidak boleh asal berkomentar, tetapi harus bener lan pener.

 

Pos terkait