Kutipan Puisi Cinta Kahlil Gibran

Banyak kutipan cinta dari puisi Khalil Gibran yang dipengaruhi oleh Mary Elizabeth Haskell, wanita yang dikenal saat mengadakan pameran seni lukis di Boston  pada tahun 1904. Wanita ini membawa pengaruh besar  bagi pribadi dan karir Gibran.

Lewat permainan kata yang indah dalam puisi Gibran sehingga dapat diambil sebagai kutipan tentang cinta yang mengisyaratkan indahnya kehidupan dengan cinta. Simbol-simbol cinta diungkapkan dengan kesederhanaan namun memiliki kaya makna.

Kutipan Puisi Cinta Kahlil Gibran

Berikut beberapa kutipan tentang cinta yang diambil dari puisi-puisi karya Khalil Gibran (Kahlil Gibran) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan gaya romantis dan simbiolis.

Di sinilah cinta mulai menerjemahkan prosa kehidupan ke dalam himne yang digubah oleh malam, dan dinyanyikan oleh pagi.
Di sinilah cinta menyingkapkan cadar, dan menerangi lekuk-lekuk hati, menciptakan puncak kebahagiaan kala suma menyembah Tuhan.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu…
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Aku mencintaimu kekasihku, sebelum kita berdekatan, sejak pertama kulihat engkau.
Aku tahu ini adalah takdir.
Kita akan selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan kita.

Setelah kami dewasa, cinta tumbuh di antara kami sampai menjadi pemilik mutlak,
yang kami layani dengan kasih sayang dari kedua hati kami.
Cinta menghela kami kepadanya, dan kami memuliakan jiwa kami yang paling dalam,
dan cinta merangkul kami.

Cinta yang terbatas ingin memiliki yang di cintai, tapi cinta yang tak terbatas hanya terbatas menginginkan cinta itu sendiri, cinta yang tumbuh dalam perpaduan kenaifan dan gairah masa muda, memuaskan diri dengan memiliki dan tumbuh dengan pelukan.
Tapi cinta yang dilahirkan bersama segala rahasia malam tidak pernah puas dengan apa pun selain keabadian dan kelestarian dan ia hanya membungkuk dan patuh kepada Tuhan.

Jangan menangis, Kekasihku.
Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta.
Hanya dengan cinta yang indah, kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan.
Janganlah menangis, Kekasihku.
Cinta tercipta untuk membuat mata-mata kita dan menjadikan kita pelayannya, agar kita mendapat anugerah kekuatan dan ketabahan.
Hentikan air matamu, karena kita telah mengangkat sumpah.

Apa yang telah kucintai laksana seorang anak yang tak henti-hentinya aku mencintai…
Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya.

Cinta adalah sebuah racun yang mematikan yang dipatukan ular hitam berbisa, dengan gerak pelan sekali dari gua-gua neraka.
Racun tampak segar laksana embun.
Jiwa-jiwa kehausan melahapnya dengan tidak sabar, namun setelah itu jiwa-jiwa itu akan keracunan, sakit dan mati.
Kematian yang perlahan-lahan.

Cinta tiada lain kecuali maknanya.
Namun jika engkau mencintai dengan banyak keinginan, wujudkan menjadi keinginanmu.
Luluhkan hati, mengalir bagai kali, nyanyikan lagu persembahan malam, kenali kepedihan kemesraan yang terlalu dalam, merasakan luka akibat pengertianmu sendiri tentang cinta, serta meneteskan darah duka dan cita, terjaga di fajar dengan hati seringan awan.
Menyusuri hati penuh sinar cinta.

Cinta hanya mengajarkan untuk melindungimu bahkan dari dirimu sendiri.
Adalah cinta, yang bebas dari api, yang menahanku dari mengikutimu pergi ke tempat yang jauh.
Cinta membunuh hasratku sehingga engkau bisa hidup bebas dan benar.
Cinta yang terbatas mencari kepemilikan dari orang yang dicintai, namun cinta yang tak terbatas hanya mencari dirinya.

Dengan cinta, laksana butir-butir gandum engkau diraihnya, ditumbuknya engkau sampai polos telanjang, diketamnya engkau, agar bebas dari kulitmu, digosoknya hingga menjadi putih bersih, diremas-remasnya hingga menjadi bahan yang lemas dibentuk.
Akhirnya diantarkan kepada api suci, laksana roti suci yang dipersembahkan pada pesta kudus Tuhan.
Demikianlah pekerti Cinta atas diri manusia, agar engkau pahami rahasia hati dan kesadaran itu menjadikanmu segumpal hati Kehidupan.

Kau punya banyak kekasih, tapi hanya aku yang mencintaimu.
Lelaki lain mencintai diri sendiri.
Ketika berdekatan denganmu, aku mencintaimu dalam dirimu sendiri.
Lelaki lain melihat kecantikan dalam dirimu yang akan memudar lebih cepat daripada usia mereka sendiri.
Tapi aku melihat dalam dirimu kecantikan yang tak akan memudar, dan pada musim gugur usiamu, kecantikan itu tidak takut menatap dirinya sendiri dalam cermin, dan tak akan dicela.
Hanya aku yang mencintai yang tak tampak dalam dirimu.

Cinta adalah karunia Tuhan kepada jiwa-jiwa yang peka dan agung.
Haruskah kita campakkan kekayaan ini dan kita biarkan babi-babi itu memporak-porandakan dan menginjak-injaknya.
Dunia begitu penuh keajaiban dan keindahan.
Lalu mengapa kita hidup dalam terowongan sempit yang digali oleh pendeta itu untuk kita.
Hidup penuh dengan kebahagiaan dan kebebasan, mengapa kita tetap membiarkan belenggu di pundak dan kita patahkan rantai yang menjerat kaki kita, lalu berjalan bebas menuju kedamaian.

Banyak hal yang kucintai, tetapi ternyata dibenci orang-orang.
Sedangkan hal-hal yang kubenci, ternyata mereka cintai.
Hal-hal yang kucintai saat masih kanak-kanak tetap kucintai sampai saat ini.
Dan yang kucintai saat ini akan kucintai sampai akhir kehidupan nanti.
Sebab menurutku cinta adalah segala yang dapat menghilangkannya dariku.

Cinta membuat jalan keras menjadi lunak dan membalikkan kegelapan menjadi cahaya, serta kehormatan yang berada di hadapan jiwa menggalakkannya dari gairah dan keinginannya.
Cinta diberikan Tuhan dalam hati.
Kehormatan dicurahkan oleh hukum-hukum manusia menuju pikiran.

Khalil Gibran (Kahlil Gibran) yang lahir di Lebanon pada 6 Januari 1883 merupakan sosok dengan multi talenta. Gelar sastrawan, penyair, pelukis, penulis, filsuf hingga ahli teolog disandang. The Prophet (Sang Nabi) 1923 merupakan salah satu buku karya Gibran yang populer,  berbentuk prosa yang puitis, inspirasional dengan penuh filosofis.

 

Kutipan Puisi Kahlil Gibran Tentang Cinta

Artikel Terkait

About the Author: Lentera Bijak

Seperti Lentera meski sinarnya redup namun bisa memberi secercah cahaya di kegelapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *